“ Rini tunggu !” Teriak seseorang sambil
berlari kearah seorang gadis yang ia panggil.
“ Hey Gan, ada apa ?” Tanya Rini saat pria
yang memanggilnya tepat berada didepannya.
Sejenak pria itu mengatur nafas nya yang tak
beraturan karena berlari tadi.
“ Hmm.. kamu mau kemana ?” Tanya pria
berpostur tubuh tinggi itu.
“ Kelas, kenapa ?” Rini balik bertanya.
“ Engga ada apa-apa, hehe. Nitip handphone ya,
tolong kasih ke Mika tadi katanya dia mau pinjem HP aku.” Pintanya.
Rini diam sejenak, aku kira kamu mau ngobrol sama aku, eh tahunya Cuma nitip Hp buat Mika.
Huft. Batin Rini.
“ Oke, sini hp nya.” Ucap Rini agak bete.
Cowo itu mengeluarkan Handphone dari sakunya
lalu memberikannya pada Rini.
“ Thank’s ya Rin.” Ucapnya, Rini mengangguk.
“ Eh, Morgan kamu diajak ikutan lomba Sains
se-provinsi nggak sama Pak Hikmal ?” Tanya Rini sebelum pria bernama Morgan itu
pergi dari hadapannya.
“ Iya, bareng sama kamu kan ? nanti pulang
sekolah kita ada kelas tambahan.” Jawab Morgan.
“ Just You and Me ?” Tanya Rini sedikit
terkejut.
“ Yes, Just Me and You Rini J So,
nanti jangan pulang duluan ya. Oke bye aku kekelas dulu.” Pamit Morgan lalu
meninggalkan Rini yang masih mematung.
Rini melanjutkan perjalanannya ke kelas dengan
hati yang masih tak percaya. Sumpah demi
apa ini bukan mimpi ? aku bakal belajar berdua sama Morgan ? Ini Morgan loh,
cowok cool idaman semua cewek disekolah. Cowok yang super diem, dingin, cuek
tapi senyumnya manis banget. Aduh Rin, kamu jangan mendadak lebay. Oke, Keep
Stay Cool. Rini membatin lagi.
Sesampainya dikelas, Rini mendekati bangku
Mika yang kebetulan orangnya lagi bergosip ria disana.
“ Ka, ini hp nya Morgan tadi dititipin sama
aku. Katanya disuruh kasih kekamu.” Rini menyerahkan Hp itu pada Mika.
“ Oh iya, Thank’s ya Rin.” Kata Mika, Just it !
Mika adalah teman sekelas Rini, dia sangat
dekat dengan Morgan sampai-sampai satu sekolah menganggap mereka pacaran
padahal Cuma teman biasa. Atau bisa aja Morgan mencantumkan Mika sebagai Someone nya. Morgan memang terkenal
dengan cuek nya sama cewek, tapi kalau sudah berdua dengan Mika mereka seperti
orang pacaran. Rini saja baru belakangan ini dekat dengan Morgan, itupun tidak
terlalu dekat. Hanya sebatas teman ngobrol sepintas saja, tapi beruntung Morgan
tidak Cuek padanya.
“ Eh Rin, kok bisa Morgan titip Hp-nya ke kamu
? biasanya dia kasih sendiri ke aku.” Tanya Mika saat pelajaran ketiga selesai.
“ Entahlah, aku sampein amanat dari Morgan
aja. Dia juga enggak bilang apa-apa lagi.” Jawab Rini agak bete.
“ By The
Way, kamu suka ya sama Morgan ?” Tanya Mika tiba-tiba.
“ What ?
gimana bisa kamu dapet kesimpulan gitu ?” Rini menjadi gelagapan saat
mendengar pertanyaan Mika.
“ Ya kelihatan aja, dari cara kamu ngobrol
sama dia kamu nunduk terus kayak nggak mau tatap matanya. Terus kamu juga suka
senyam-senyum mendadak happy gitu
kalo abis ngobrol sama dia. Ya kelihatan deh perubahan sikap kamu seketika.”
Jelas Mika.
“ Ahh engga kok, biasa aja. Kamu kali yang
suka sama Morgan, kamu kan Someone nya
Morgan.” Elak Rini.
“ Siapa bilang ? enggak kok, kita Just Friend gak ada yang Spesial .” Ungkap Mika.
“ Whatever
deh, aku gak ngerti kisah kamu sama Morgan. Eh, aku pergi dulu ya mau ketemu
Pak Hikmal.” Pamit Rini lalu ngacir dari hadapan Mika.
Rini masih memikirkan ucapan Mika, apa benar
dia mulai menyukai Morgan ? tapi kalo Rini tidak menyukai Morgan kenapa dia Jealous saat melihat Morgan dan Mika
berdua. Ada rasa tidak rela dalam hatinya, padahal dulu waktu dia belum dekat
dengan Morgan sikap nya biasa saja ketika melihat mereka berduaan.
Ocehan Pak Hikmal tentang syarat-syarat yang
harus disiapkan untuk lomba Sains dihiraukan oleh Rini. Dia malah asik dengan
fikirannya sendiri tentang perasaannya. Sampai akhirnya dia tersadar karena
Morgan menyikut lengannya pelan.
“ Pidatonya udah selesai, kamu nggak mau balik
ke kelas ?” Tanya Morgan sambil tersenyum, Manis!
“ eh, iya iya.. udah selesai ya. Duh kok aku
nggak sadar sih.” Rini sedikit gelagapan karena tak tahan melihat senyuman dari
seorang Morgan.
“ Gimana mau sadar, kamu sendiri nggak
perhatiin omongannya Pak Hikmal.” Ucap Morgan agak menyindir.
“ Hehe, emang Pak Hikmal ceramah tentang apa
?” Tanya Rini sambil nyengir ala bintang iklan pasta gigi.
“ Dasar kamu ! ya udah, nanti aku kasih tahu persyaratan
buat lomba nanti. Sekarang kita balik kekelas, bentar lagi bel masuk.” Ajak
Morgan sambil menarik hidung Rini yang sedikit mancung dan sedikit pesek(?)
Rini hanya cengengesan dan mengangguk, lalu
dia bergegas menuju kelasnya sendirian karena Morgan berjalan duluan.
******
Semenjak lomba Sains itu, Rini dan Morgan
semakin dekat saja. Bahkan lebih dekat dari sebelumnya.
Kini mereka mulai berkomunikasi lewat SMS atau Facebook. Namun saat disekolah, mereka bersikap biasa
saja. Bahkan Morgan menjadi sangat Cuek pada Rini jika ada teman-temannya.
Awalnya Rini sedikit kesal karena sifat Morgan yang berubah-ubah. Namun
sekarang dia sadar, bahwa Morgan tidak ingin hubungan kedekatan mereka rusak
gara-gara sebuah gosip. Walaupun Morgan cuek saat disekolah pada Rini, tapi
diam-diam ia selalu mencuri pandang pada Rini dan terkadang jika mata mereka
bertemu Morgan selalu memberikan senyuman manis sepintas nya sehingga membuat
pipi Rini bersemu merah.
“ Gan, kamu sebenarnya pernah Jadian nggak sih
sama Mika ?” Tanya Rini saat mereka berdua tengah mengobrol disebuah taman
kota.
Morgan menoleh kearah Rini, seakan tidak
mengerti mengapa Rini tiba-tiba bertanya seperti itu. Sadar akan pandangan
Morgan, Rini langsung menjelaskan.
“ Eh, Gini Gan. Bukannya mau kamu Flahsback Cuma ya pengen tahu aja gitu.
Tapi kalo kamu nggak mau cerita juga ya No
Problem.” Ucap Rini.
“ Aku nggak pernah jadian sama Mika, aku emang
sempet suka sama dia tapi itu dulu. Aku nggak berani tembak dia karena aku
takut kita nggak bisa nikmatin malam minggu kayak orang-orang. Kamu tahu
sendiri aku super sibuk kalo malam minggu, perusahaan ayah aku siapa yang
ngurusin kalo aku pacaran mulu.” Jelas Morgan.
Ada sedikit rasa kecewa dihati Rini ketika
tahu bahwa Morgan pernah suka pada Mika. Namun, ia juga menjadi sedikit lega
karena semenjak ia dan Morgan dekat Morgan tak pernah lagi mendekati Mika.
“ Oh, kalo gitu kamu cari aja cewek yang
ngertiin posisi kamu. Ya, mungkin bisa jadi penyemangat kamu.” Saran Rini
padahal itu adalah Kode keras untuk Morgan.
Morgan tersenyum,” Mungkin awalnya cewek itu
akan ngerti sama posisi aku, tapi aku yakin lama-lama dia akan jenuh dan akan
berubah sikap.”
“ Tapi aku yakin, ada cewek yang bisa ngertiin
kamu.” Rini mencoba meyakinkan Morgan.
“ Ada sih satu cewek yang selalu ngertiin aku,
dia juga tahu posisi aku sekarang dan dia juga selalu dukung aku dalam keadaan
apapun. Tapi mungkin dia Cuma anggap aku sebagai teman biasa.” Ucap Morgan.
“ Siapa ? kamu punya Special Someone ?” Tanya Rini penasaran. Setahu dia, Morgan hanya
dekat dengannya. Tapi cewek yang diceritakan Morgan tidak mungkin dia.
“ Ada, nanti juga kamu tahu.” Jawab Morgan
seraya tersenyum.
Rini sebenarnya penasaran pada orang yang
diceritakan Morgan itu, tapi dia tidak mau terlalu tahu dengan privasi Morgan takut
dibilang ‘Kepo’. Yang penting sekarang dia sedang berdua dengan Morgan, Pria
yang sangat ia kagumi.
*****
Beberapa bulan berlalu, hubungan Rini dan
Morgan masih baik-baik saja. Malah bisa dibilang ‘So Sweet’ entah Morgan menyukai Rini atau hanya menganggapnya
sebagai teman saja. Yang jelas, perhatian Morgan selalu lebih untuk Rini begitu
pun sebaliknya. Sebenarnya Rini ingin menanyakan perasaan Morgan yang
sebenarnya, tapi dia tidak mau mengambil resiko bisa-bisa hubungannya rusak
begitu saja dengan Morgan gara-gara hal ini.
Rini juga masih penasaran apakah Morgan masih
menyimpan rasa pada Mika atau memang sudah benar-benar menghilangkan
perasaannya pada Mika. Rini mengambil Hp nya, lalu mencoba mengirim pesan pada
Morgan.
To : Morgan
Gan, aku mau nanya boleh ga ?
-Send-
Beberapa menit kemudian Morgan membalasnya.
From : Morgan
Tanya apa ?
Rini membalasnya lagi.
To : Morgan
Kamu masih suka nggak sama Mika ? Maaf kalo
kepo.
-send-
15 menit kemudian Morgan baru membalasnya.
From : Morgan
Gak ! aku udah buang jauh-jauh perasaan aku
buat Mika.
Rini tersenyum, lalu membalasnya.
To : Morgan
Oh gitu, maaf deh kalo kesinggung J BTW udah
punya yang baru belom ? semoga dapet yang lebih baik yaa :p
-send-
From: Morgan
Udah ko..
To : Morgan
Oh, tinggal nunggu jeder nya nih ? :D siapin
PJ aja ya buat aku :p hehe
-send-
From : Morgan
Sip ! tunggu aja ;)
Rini pun memutuskan untuk tidak membalas sms
Morgan lagi, kira-kira Someone Morgan
yang baru siapa ya ? nggak mungkin aku deh. Batinnya.
Semenjak sms yang semalam, Morgan tidak pernah
menghubunginya lagi. Kebetulan sekolah sedang libur 2 minggu, sehingga Rini
tidak bisa bertemu Morgan.
Beberapa hari Morgan tak kunjung sms Rini,
Rini pun enggan mengirim sms duluan karena takut Morgan sedang sibuk dan tidak
bisa diganggu.
“ Huft, Mungkin dia emang bener-bener punya
someone baru. Terus lupa sama aku, karena takut someone nya cemburu. Tapi siapa
someone nya? Apa aku kenal ? apa dia teman aku ? aarrggghh.. “ Kesal Rini. Dia
menggambil buku hariannya.
Dear
Diary..
Aku
bingung, aku begitu tenang saat belum mengenalnya..
Namun,
aku juga sangat bahagia bisa bersamanya..
Hanya
saja kini semua terasa berbeda..
Dia
benar-benar telah hilang dari hidupku saat aku benar-benar menyayanginya..
Mungkin
ini saatnya aku untuk Move On darinya..
Dari
senyumannya, dari tatapannya, dari perhatiannya dan dari semua tentang dia..
Mungkin
akan sulit bagiku untuk melepasnya..
Harusnya
aku tidak merasakan apa yang seharusnya tidak kurasakan..
Harusnya
kita tidak sedekat dulu, jika aku akan jatuh sedalam ini..
Dia,
adalah kenangan yang sangat ku banggakan tapi aku ? aku adalah kenangan yang
dia abaikan !
Aku
pernah berfikir, bahwa aku dan dia akan menuliskan sebuah Kisah yang sempurna
untuk kita. Tapi pada akhirnya, semua cerita yang kita rangkai hanya menjadi
sebuah Kisah Tak Sempurna.
Mungkin
cukup sampai disini saja, aku tidak mau jatuh terlalu dalam kedalam cintamu.
Terimakasih
telah menjadi Seseorang yang pernah Ku sayang :”)
Rini menutup Diary nya, lalu melihat keluar
jendela.
“ MOVING ON RINI ! “ Rini menyemangati dirinya
sendiri.
1 komentar:
Di tunggu posting selanjutnya
Posting Komentar